Tulisan ini mungkin akan terbaca – bertendensi - seperti curhat. Tetapi percayalah, ini bukan curhat. Ini sarana untuk menguatkan saya, teman-teman, juga siapapun yang membaca dan merasakan ini. Hehe -- Di umur 25 tahun, saya mulai mendapat pertanyaan, Tata kapan menikah? Mbak kapan menikah? Dek kapan nikah? Nduk kapan nikah? Like everybody want to know about the color of my super short socks. That’s okay. I never say the question is totaly wrong. Karena bahkan, seorang bule asal Italia --seumuran ibu saya-- yang saya temui di sebuah bandara menanyakan hal yang sama, are you married? Marry is important, he said . Entah kenapa, saya selalu berusaha membaca situasi. Bagaimana cara orang tersebut bertanya, pertanyaan basa basi atau pertanyaan yang truly care for me. Yep, i even can tell. Well, i was born in April after all, whats makes you think i can’t tell your bulshit? : ) *kalem Beberapa memang bertanya karena care , tetapi beberapa bertanya hanya untuk mengukuhkan...
Just as the stomach needs to be fed, nourishing the brain is also essential. Of course, reading is the best way to nourish it.