Banyak yg gak tahu, garam beda merk beda juga asinnya. Sama aja kaya sampoo, beda merk beda jg berasanya di rambut. Sama juga kecap atau saos, beda merek tingkat kental dan pedasnya udah beda. Itu kenapa masak itu butuh konsistensi. Gak cuma sekali gagal terus bye. Saya pernah di rumah ceritanya mau bikin somay. Somaynya sih jadi, baksonya enak, tahunya enak, kentang sama telur sudah perfect cooked. Tapi, sambelnya alias bumbunya zonk. Mbakku komentar ini bumbu apaaaaaaa. Hahahaha. Tapi buat ngedem sih bilangnya, "ya gapapa sih, namanya juga baru bikin." Hahahaha. Tahu gak hari itu gagal kenapa? Karena nguleg kacangnya gak konsisten, pertama ponakan yg saya minta buat ngehalusin. Eh dianya bilang, kok gak halus halus ya? Hahaha alhasil pindahlah ulegan ke tangan saya. Yes, saya gak percaya sih kalau dibilang begitu itu bikin "cemplang". Bahkan saya aja gak tahu apa iti cemplang. Yang saya pelajari hari itu adalah, menguleg punya seni. Bebannya harus sama, ritmenya...
Just as the stomach needs to be fed, nourishing the brain is also essential. Of course, reading is the best way to nourish it.