BUS SUROBOYO bukan hal yang
baru sedari 6 April lalu. Seluruh stasiun TV sudah meliputnya, media massa
Online sudah memberitakannya, para penggiat kota sudah mengabarkannya. Bukan
hanya di Indonesia, kabarnya sudah sampai ke mancanegara. Yep, Sabtu pagi itu
menjadi tanda diresmikannya Bus Suroboyo sebagai salah satu angkutan publik di
Kota Surabaya. Sudah banyak yang mereview bagaimana rasanya naik bis berwarna
dominan merah seperti bus di London ini. You
just could google it. Lha terus artikel ini buat apa? Ya bukan untuk
apa-apa, biar nanti juga keluar waktu kalian mencari di google. :p
Hari Senin [16 April 2018],
saya dan sahabat saya, mendapat kesempatan naik BUS SUROBOYO ini. Sebenarnya,
bukan hanya kami yang mendapat kesempatan, siapapun yang ingin merasakan naik
BUS SUROBOYO ini bisa dengan gratis menumpang hingga akhir April ini. Atau bahasa menyenangkannya, “tidak masalah tidak membawa sampah”.
So, happy going around buddy!.
|
Penumpang Bus Suroboyo [dok. Pribadi] |
Pagi itu kami mulai naik dari Bus Stop SIOLA. Lokasinya tidak tepat di depan Gedung Siola, namun
beberapa meter di depannya. Setelah lampu penyebrangan pertama Jalan Tunjungan.
Tidak ada halte, hanya se-area ber-cat merah dengan tulisan BUS STOP bersanding
dengan badan jalan. Dan mayoritas, pemberhentian bus ini memang tidak terletak
di Halte, hanya beberapa saja seperti di Halte Sudirman. Di pemberhentian bus
ini selalu dilengkapi dengan rambu berwarna biru bertuliskan STOP lengkap
dengan gambar bus. Kalau saya tidak salah hitung, terdapat lebih dari 40 titik pemberhentian di Jalur pengadaan pertama ini. Dan sepertinya
ini yang perlu disosialisasikan terus menerus. Bus ini hanya berhenti di titik
khusus.
|
Titik pemebrhentian Bus Suroboyo di Siola [dok. Pribadi] |
Ini kenampakan bus yang saya tumpangi. Berplat nomor
merah. Artinya milik pemerintah. Keseluruhan armada dibeli dari Mercedes-Benz
Indonesia. Dan rangkanya didatangkan langsung dari Swedia. Yes, bus ini dibeli
dalam bentuk rangka-rangka seperti kita membeli kursi di IKEA, atau membeli
mainan bongkar pasang. Dan pemasangannya, Pemerintah Kota Surabaya
mempercayakan pada pabrik rakitan di Kabupaten Ungaran. Katanya sih itu paling
bagus se-Indonesia.
|
Classy, isn't it? Looks like London Bus! [dok. Pribadi] |
Bus ini termasuk bus low-deck, jadi tidak perlu
shelter seperti Trans Jogja atau Trans Jakarta. Bus ini seperti bus di London,
di Seoul atau di Singapore, yang penumpangnya dengan mudah bisa meloncat dari
trotoar. Well mudah tidaknya naik dari trotoar langsung tergantung panjang kaki
penumpang juga sih. But at least,
tidak tinggi dan tidak membutuhkan shelter. Sehingga pengadaan fasilitas ini
menghemat anggaran karena tidak perlu shelter. Bus ini memiliki tinggi
kira-kira 4 meter.
|
Bus Suroboyo berplat merah [dok. Pribadi]
|
|
Bus Suroboyo adalah bus low deck yang tidak membutuhkan Shelter Khusus [dok. Pribadi] |
Bus ini terdiri dari tiga
pintu, pintu khusus om driver, pintu masuk yang berada di tengah, pintu keluar
yang berada di bagian depan. Atau entahlah dikonsep keluar masuk seperti itu
atau tidak sebenarnya. Karena selama perjalanan, penumpang bisa masuk dari
pintu tengah dan pintu depan. Tapi kalau dari pengamatan saya seharusnya
seperti itu. Hahaha
Untuk difable, pintu keluar
masuk khusus di pintu tengah. Bisa ya? Bisa dong! Bus ini sudah didesain ramah
difable dengan mendesain pintu yang bisa dibuka tutup. Saat ada penumpang yang
memakai kursi roda, crew akan membuka bagian lock agar kursi roda bisa masuk ke
dalam bus.
|
Khusus untuk keluar masuk difable menggunakan ini [dok. Pribadi] |
BUS SUROBOYO saat ini berjumlah
8 armada. Namun hanya 6 yang dioperasikan penuh, 2 lainnya digunakan sebagai
cadangan. Di dalam bis, penumpang tidak boleh makan dan minum. Namanya juga
angkutan bersama, jaga kebersihan wajib hukumnya. Dari yang diberitakan, bus
ini memiliki 12 CCTV di dalam maupun di luar bus. Tapi saya kemarin menghitung
baru dapat setengahnya, hehe. Kamera ini terhubung langsung dengan sistem
pemantauan traffic Dinas Perhubungan Kota Surabaya. Selain CCTV, bus ini
dilengkapi dengan sistem keamanan kebakaran, dan pemecah kaca bila terjadi
hal-hal yang tidak diinginkan.
|
Antisipasi hal-hal yang tidak diinginkan [dok. Pribadi] |
Kapasitas maksimal dari bus ini adalah 67 penumpang,
dengan 1 orang driver dan 2 orang crew. Terdapat 41 tempat duduk penumpang, dan
sisanya adalah kapasitas berdiri. Dari 41 kursi, dibagi menjadi 3 golongan. Pertama
golongan perempuan, ibu hamil, ibu membawa bayi, pokoknya golongan berjenis
kelamin perempuan bisa menempati kursi berwarna PINK. Berada di urutan paling
depan dengan jumlah 8 kursi. Kedua golongan lansia. Ada 4 kursi berwarna merah
yang dikhususkan untuk para orang tua. Baik laki-laki maupun perempuan. Lalu golongan
kursi umum, berada di lapis belakang berwarna Orange. Bisa untuk perempuan dan
laki-laki. Jika masuk dari pintu tengah, golongan kursi berwarna Orange ini ada
di sebelah kanan, sementara kursi Pink dan Merah ada di sebelah kiri. Sementara
itu, ada kursi untuk crew di dekat pintu darurat, persis di depan pintu tengah.
Di lengkapi dengan tombol stop dan pegangan untuk para penumpang yang berdiri,
bus ini terlihat begitu modern.
|
Desain kursinya kece [dok. Pribadi] |
|
Untuk pegangan saat berdiri [dok. Pribadi] |
|
need model to stand around the city? here she is. :p [dok. Pribadi] |
|
Tombol stop di dalam bus, ada banyak. [dok. Pribadi] |
Seperti yang sudah disosialisasikan pihak PEMKOT, bus
ini menggunakan sistem pembayaran dengan menukarkan sampah plastik. Untuk
sementara ini, sampah yang baru digolongkan menjadi tarif mereka adalah sampah
botol air mineral ukuran besar, medium dan kecil dengan jumlah masing-masing 3,
5, dan 10 botol. Syaratnya sudah dibersihkan, tidak ada airnya lagi. Dengan sampah itu, penumpang bisa mendapatkan 1 tiket yang
berlaku selama 2 jam. Untuk mengakomodasi sampah, di dalam bus disediakan
tempat sampah berwarna putih. Kedepannya, penukaran sampah bisa dilakukan di
halte, di tempat-tempat tertentu. Dan rencana kedepannya lagi, pembayaran dapat
dilakukan dengan menggunakan E-Money. Bus ini tidak menerima uang tunai.
|
Mbak crew Bus Suroboyo yang memberikan tiket kepada penumpang [dok. Pribadi] |
|
Tiket yang penumpang dapat, berlaku selama 2 jam, makesure jangan hilang [dok. Pribadi] |
|
Tempat sampah - Botol yang sudah dibersihkan |
|
Bank Sampah di Terminal Purabaya [dok. Pribadi] |
Beroperasi mulai pukul 06.00
hingga 21.00. Dari titik poin JMP hingga titik poin Bungurasih. Melewati jalan
utama di Kota Surabaya. Bus ini berkecepatan MAKSIMAL 50 km/jam. Dan kabarnya
bus ini tidak akan terhenti karena lampu merah. Kok bisa? BISA. Karena sistemnya
dipantau terus dari sistem Dinas Perhubungan. Kedepan pengembangan rute akan
dilakukan. Untuk koridor Barat Timur misalnya pemerintah masih memutar otak
bagaimana caranya mengatasi Viaduk Kertajaya (kereta api) yang cukup rendah
untuk ukuran bus ini. Pengembangan melewati Jalan MERR menuju Bandara dan
sebaliknya juga sedang dipikirkan. Semoga segera terealisasi.
|
Titik pemberhentian Bus Suroboyo tahap pertama [foto diambil dari FB Command Center Surabaya] |
|
Mekanisme penukaran sampah [foto diambil dari FB Command Center Surabaya] |
|
Bentuk sosialisasi Pemerintah Kota Surabaya di media sosial [foto diambil dari FB Command Center Surabaya] |
Tahu gak berapa anggaran
yang dihabiskan untuk pembelian bus ini? Satu armada, bersih, kira kira
membutuhkan 2 M. Yep, 2 Milyar. Dan seluruhnya bersumber dari APBD Tahun 2017.
Tidak banyak memang jika dibandingkan dengan PAD Surabaya yang sudah mencapai
nol 12 alias T. Jadi, 2 kali 8 adalah 16 M. Bayangkan uang sedemikian banyak
tapi tidak banyak dimanfaatkan? So, tunggu apa lagi! Ayo naik transport public!
Ayo naik bus! Ubah kebiasaan naik kendaraan pribadi. Karena kalau bukan masyarakat yang memanfaatkan siapa lagi?
Bus yang keren, PR selanjutnya adalah mampukah kita merawatnya dari corat coret, sampah dan tangan usil kita?
ReplyDeletePaket Pengobatan Herbal Kanker