Skip to main content

Dompet Dhuafa Galang Dana Bangun Sekolah di Palestina


Hi guys! Apa kabar lepas Ramadan? Semoga masih semangat untuk berbuat baik ya! Setelah kembali ke fitri, semoga kita menjadi pribadi yang jauh lebih baik dari sebelumnya. Aamiin.. Setelah kemarin kita bagi-bagi Parcel Lebaran untuk kaum dhuafa, yuk kita berbuat baik untuk bangun sekolah di Palestina. : )

-- -

Kita tentu mafhum, konflik di Palestina masih terus bergulir hingga sekarang dan belum ada tanda-tanda purna. Dilansir dari un.org, ribuan korban telah jatuh semenjak protes yang dilakukan Palestina untuk membela negerinya. Angka ini ditambah dengan jutaan orang yang tengah diambang kemiskinan dan pengangguran berikut dengan anak-anak muda yang masih berkeinginan untuk mempunyai masa depan.

Di Palestina, serangan mengakibatkan kurang lebih 2 juta orang berada diambang kemiskinan dan pengangguran. Kedua hal ini kemudian menjadikan akses kesehatan, pendidikan, air dan listrik menjadi terbatas bagi mereka. Tak hanya itu, dampak serangan juga memberikan tekanan psikis pada anak-anak. Tak hanya tekanan psikis, anak-anak Gaza yang tumbuh dan besar di tengah perang juga kesulitan dalam mendapatkan makanan, akses kesehatan bahkan juga pendidikan.

Dari data un.org, kita bisa mengetahui bahwa sekolah yang ada di Palestina sebagian besar di sewa. Dan merupakan bangunan tua sehingga tidak layak untuk digunakan. Angka putus sekolah pun juga meningkat sehingga sekolah seakan bukan kebutuhan penting lagi.

Dengan permasalahan yang ada disana, Dompet Dhuafa sebagai lembaga kemanusiaan bersama PKPU Human Iniatitive dan Rumah Zakat kembali menggelar program dan penggalangan donasi untuk pendidikan dengan pembangunan sekolah untuk anak-anak di Palestina.

Rencana pembangunan sekolah ini terletak di Ras Al Amood, Yerusalem, sekitar 700 meter dari Masjid Al Aqsa. Rencananya, Pembangunan Sekolah Palestina ini meliputi pembelian gedung dan lahan, biaya renovasi gedung, pembelian perabot, pengadaan fasilitas, dan biaya operasional sekolah. Saat ini, bangunan sudah ada, namun belum layak untuk sebuah sekolah yang nyaman untuk proses belajar mengajar. Bangunan sekolah berdiri seluas 660 meter persegi yang terdiri dari 2 lantai dan kini terdapat 25 guru dan staff untuk mengajar 150 siswa.

Sekolah Palestina ini kini membutuhkan hampir 2.200 ruang kelas baru. Sehingga akan ada ratusan siswa yang terbantu, dengan mendapatkan pendidikan yang layak, dan juga sekaligus membantu rakyat Palestina mempertahankan tanah milik mereka sendiri.

Gambaran lokasi yang akan dijadikan sekolah bisa dilihat pada foto berikut ini.



Kedepan, Design Sekolah Palestina akan dibangun seperti berikut sehingga proses belajar mengajar nyaman.


Untuk mewujudkan pembangunan sekolah ini, perlu banyak dukungan materi dari semua pihak. Kalaupun bukan saudara dalam iman, at least kita semua saudara dalam kemanusiaan. Dan anak-anak di Palestina sungguh memerlukan tempat untuk belajar, demi masa depan mereka. So, mari bersama genggam tangan mereka untuk terus berjuang dan kembali belajar dengan semangat.

Selain melalui rekening Dompet Dhuafa, dukungan materi juga bisa disalurkan melalui kitabisa.org seperti berikut.

-- -

Tentang Dompet Dhuafa

Dompet Dhuafa adalah lembaga nirlaba milik masyarakat Indonesia yang berkhidmat mengangkat harkat sosial kemanusiaan kaum dhuafa dengan dana ZISWAF (Zakat, Wakaf, Infaq, Shadaqah, Wakaf serta dana lainnya yang halal dan legal, dari perorangan, kelompok, perusahaan/lembaga). Selama 26 tahun Dompet Dhuafa memberikan kontribusi layanan bagi perkembangan ummat dan kemanusiaan dalam bidang sosial, kesehatan, ekonomi dan kebencanaan serta CSR.

Untuk Informasi Lebih Lanjut Silakan Menghubungi:
Associate Editor Dompet Dhuafa Jawa Timur
Jl. Ngagel Jaya Selatan No 111 B,
U.P : Aldhi Telp. 031-5023290
www.ddjatim.org @ddjatim

Comments

Popular posts from this blog

Pengalaman Mandi Gratis di Bandara KLIA Malaysia

Tanggal 6 Februari 2020, Kilas Balik - Pengalaman Mandi Gratis di Bandara KLIA Malaysia. Malam itu aku melenggang dengan koper ditangan kananku menuju bus stop KL Sentral. Sebelumnya, kira-kira pukul 8 malam, aku bicara pada staf hotel di meja receptionist . Aku menanyakan, jika naik bus dari KL Sentral menuju KLIA, pemberhentian pertama apakah KLIA dulu atau KLIA 2 dulu. Karena aku menggunakan Saudia, maka aku perlu menuju KLIA Terminal 1. Ternyata bus akan mengantar penumpang ke terminal 1 terlebih dahulu. Oh, baik, berarti aku akan turun di pemberhentian kedua, begitu pikirku. "Loh kok? Bukannya sudah benar turun di KLIA 1, Ta?" Iya benar. Karena aku mau mandi dulu, hehehe . Terakhir mandi pagi jam 9, biar segar dan tidur nyenyak di penerbangan, kuputuskan untuk mandi dulu. Sayangnya, di KLIA Terminal 1 belum ada fasilitas mandi gratis. Adanya di KLIA Terminal 2. Jadi aku turun di terminal 2. Ini adalah pengalaman pertama mandi di bandara buatku. Di Indonesia, tepatnya di

MAX FASHION Tunjungan Plaza 6

Yeay, buat arek arek Suroboyo pecinta fashion, kini makin banyak pilihan toko fesyen. 28 Mei 2019 lalu, MAX FASHION, salah satu retail fesyen terbesar di Timur Tengah dan Asia selatan membuka gerainya di Tunjungan Plaza 6. Toko ini adalah toko ketiga yang dibuka di Indonesia, setelah dua lainnya dibuka di Jakarta. Siapa MAX FASHION? Seperti apa koleksinya? Yuk keep reading ya! I’ll share it to you .. Pembukaan Max Fashion Tunjungan Plaza 6 Surabaya MAX FASHIONS resmi membuka gerai pertama di Surabaya yaitu di Tunjungan Plaza 6 Lantai 2. Gerai seluas 1.094 meter persegi itu menyediakan fashions laki-laki juga perempuan, dewasa juga anak-anak. MAX FASHIONS merupakan merek value fashion terbesar di Timur Tengah, Afrika Utara dan India yang menyediakan fashion basic hingga pakaian yang menggambarkan trend paling baru alias kekinian. Mr Rajesh Kulkarni, Country Manager of MAX FASHIONS Indonesia mengatakan bahwa MAX FASHIONS memiliki sekitar 2000 style dengan harga dibawah Rp1

Gebrak Setia: Menembus Stigma, Memupuk Asa, Kini dan Nanti

Mentari perlahan mendaki ke puncak langit, ketika saya sampai di Perempatan Timuran Kota Solo. Saya turun dari bus AKDP Gunung Mulia, setelah hampir 3 jam menumpanginya dari pelosok timur Jawa Tengah. Jam biru yang melingkar di pergelangan tangan kiri saya menunjukkan pukul 9 lebih 13. 17 menit lagi , batin saya. Pagi itu, semilir angin Solo menyapa warga kota dengan sentuhan dingin yang menenangkan. Dipeluk hawa sejuk itu, saya menyusuri pedestrian sejauh 300 meter, sebelum masuk ke sebuah kafe di Jalan Ronggowarsito. Kafe bernuansa merah jambu itu menjadi venue kesepakatan antara saya dan Mbak Rizka, sang penggagas Gebrak Setia. Minggu lalu, saya membuat janji bertemu dengannya. Lewat surel, Mbak Rizka mengatakan jika kegiatan Gebrak Setia di ‘lapangan’ untuk tahun ini baru saja tuntas. Urunglah niatan saya menjadi saksi bagaimana kegiatan itu berlangsung. Sebagai gantinya, ia menyanggupi berbagi stori mengenai Gebrak Setia. Gebrak Setia adalah program sosial edukasi keseha